[Ficlet] Don’t Know What Should I Do

Angelina Triaf ©2017 Present

Don’t Know What Should I Do

Yoon Jeonghan & Seo Jisoo | Slice of Life, Marriage-life, Hurt | PG | Ficlet

0o0

Sering kali pemikiran Jeonghan bertolak belakang dengan milik Jisoo. Kendati demikian belum pernah sekali pun keduanya memperdebatkan hal secara serius. Sangat disayangkan, batas kesabaran mereka―terutama Jisoo―hanya sampai di titik ini. Sebuah kata; perceraian.

Sebenarnya bukan salah Jisoo yang tak pernah mencium Jeonghan dengan manis di saat pagi. Bukan salah Jisoo yang hampir tak pernah memberi kabar sepanjang hari. Bukan salah Jisoo yang pulang dini hari sedangkan Jeonghan telah terlelap mengarungi alam mimpi. Sungguh, bukan sepenuhnya salah Jisoo.

Kalau bisa, Jisoo akan menyalahkan Jeonghan atas segala hal. Salah ia yang khianat dalam mencinta. Salah ia yang berkata sayang namun manis di bibir saja. Salah ia yang tersenyum menyambut jemari Jisoo di altar padahal bermuka dua. Salah ia yang mengecup mesra kala malam namun tak ubahnya dusta belaka.

Memang aneh saat menjalani hidup tetapi hanya raga saja yang bergerak maju. Rongga hati Jisoo terasa kosong, ada bagian yang hilang di sana. Malang sekali mendapati fakta bahwa Jeonghan bahkan sudah tidak memiliki apa yang telah Jisoo berikan padanya. Dihilangkan begitu saja dalam sekejap mata.

Benar, perceraian adalah satu-satunya jalan terbaik bagi mereka.

“Kau tak mau tanda tangan?”

Jeonghan ingat betul bahwa Jisoo adalah wanita yang memiliki hati paling murni dalam jagat raya. Maka jangan salahkan jika ia tersentak mendengar pertanyaan bernada dingin sejemang lalu. “Kau sungguh ingin kita seperti ini?”

“Memangnya mau bagaimana lagi?” tanggap Jisoo. “Aku tahu ingatanmu bahkan terlampau baik untuk mengingat kejadian saat kau berada di dalam rahim ibu.”

“Jangan bercanda, Jisoo―”

“Aku serius,” potongnya, kembali menyodorkan surat permohonan cerai yang masih kosong oleh tanda tangan Jeonghan.

Jeonghan akui dirinya memang salah. Ia kelewat bodoh untuk menyia-nyiakan apa yang dulu ia klaim sebagai hal paling berharga dalam hidup. Ia menyesal melepaskan genggaman tangannya sehingga membuat Jisoo menjauh lantaran sakit hati. Pergolakan batin pun percuma, Jisoo sudah membuat keputusan.

“Bagaimana jika aku tak mau melepasmu?” tanya Jeonghan, sedikit hati-hati.

Jisoo tampak menghela napas sebentar, mengembuskannya cukup berat. “Kalau begitu, aku akan terus memohon agar kau melepasku. Jeonghan, tolong, mengertilah―”

“Bukankah dirimu yang tidak mengerti, Jisoo?”

Jujur saja, Jeonghan tidak pandai melontarkan sarkasme. Jeonghan si egois memang nyata hidup di dunia ini, namun tidak untuk diperlihatkan keegoisannya pada Jisoo. Berlakon jadi orang paling sabar pun akan Jeonghan lakukan demi Jisoo. Tapi, kenapa Jisoo tak bisa setidaknya memaafkan ia kali ini saja?

Bisa jadi karena luka yang dibuatnya sudah terlalu besar dan sulit untuk disembuhkan.

“Dan tegakah dirimu terus menyembunyikan tentang keberadaan anakku dalam rahimmu?” tanpa sadar, Jeonghan menaikkan nada bicaranya. Bukan apa, semata-mata ekspresi dari kekecewaan yang mendalam.

“Urusi saja anakmu yang lain, Han.”

Jisoo berdiri, memutuskan untuk menatap Jeonghan langsung di kedua matanya. “Kau masih mencintai kekasihmu yang lama, ‘kan? Harusnya aku dengan tegas menolak ide gila ini alih-alih percaya keajaiban ‘cinta datang karena terbiasa’. Ternyata tak lebih dari bualan konyol.”

“Kebodohanku hanya bagian dari masa lalu. Saat ini jelas-jelas aku mencintaimu!”

“Terlambat, Yoon Jeonghan. Aku pergi.”

Langkah Jisoo sudah mantap, meninggalkan kehangatan rumah mereka yang jadi saksi bisu perjuangan keduanya untuk saling mencintai. Cinta telah digenggam, tapi bukan salah badai yang menghancurkan pelayaran menuju samudra yang lebih tenang.

“Jisoo!”

“Aku sungguh tak ingin memohon padamu, jadi tolong kirim berkas itu lagi padaku besok.”

Sejak awal perjodohan mereka memang bukan hal yang bagus. Tapi masalahnya berada dalam poin lain. Jeonghan menyalahkan waktu yang bergulir lambat, menenggelamkannya pada kesedihan sesaat tanpa pernah tahu bahwa bersama dengan Jisoo tiga tahun belakangan adalah saat-saat terindah yang pernah ia lalui sepanjang usianya.

Ia hanya kurang dewasa saat itu, namun penyesalan memang selalu berlaku demikian; memiliki tempatnya sendiri untuk tampil sebelum tirai pertunjukan menutup sempurna.

Kini semuanya ada di tangan Jeonghan. Ikut melepas kenangan manis mereka selayak apa yang Jisoo lakukan atau justru meneguhkan hati untuk berkata bahwa Jisoo merupakan segalanya yang berharga.

FIN

8 respons untuk ‘[Ficlet] Don’t Know What Should I Do

  1. JEONGHAN JANGAN CERAI JANGAN OPPA! PERTAHANKAN CINTAMU DEMI ANAKMU DAN JISOOO!/demo/eh/ huhuhuhu….ah udah lah kak njel aku syedih bacanya btw tadi aku salah baca loh! Kukira tadi Hong Jisoo ternyata Seo Jisoo lovelyz emang ning mata harus dibawa ke bengkel dulu. Heheheheh. Keep nulis y kak njel

    Suka

    1. thanks for reading^^ nanti kamu dateng demo ya kak di sidang perceraian mereka xD you’re not the first kak selalu saja ada yang ngira ini boyxboy bikos dikiranya jisoo bang josh wkwk. makasih udah main ke sini kak ❤

      Suka

Tinggalkan komentar