[Series] I Wish: Confession to You

Angelina Triaf ©2017 Present

I Wish: Confession to You

.

HoshiJunMingyuSeokminSeungcheolVernon

YunaYerinUmjiSowonShinbiEunha

.

Drama, Fluff, Hurt/Comfort | PG | Series

Please tell me why this girl only want to be loved.

0o0

Aku sudah tak lagi berada di usia yang mana masih bisa memercayai tentang kisah cinta masa SMA seperti dalam komik maupun drama romantis. Kenyataan bahwa hidup bisa jadi seribu kali lebih kejam daripada novel membuatku kebal menjalani semua itu. Hanya berangkat sekolah di pagi hari dan pulang tepat waktu, kehidupan masa mudaku dipenuhi rutinitas yang berjalan demikian.

Di tahun pertama memang begitu, segala hal berjalan lancar. Tetapi, tidak untuk tahun kedua. Tiba-tiba saja, tak ada angin apalagi hujan badai, aku menemukan sebuah surat di lokerku awal musim semi ini.

Tertulis di bagian paling bawah, dari Vernon. Siapa pula itu Vernon?

“Vernon?”

Begitu aku menceritakan hal tersebut pada Xiao, gadis cantik asal Cina itu menatap langit-langit seolah tengah berpikir.

“Ah! Vernon itu Hansol Choi, anak-anak lain memanggilnya begitu karena lebih cocok dengan wajahnya.”

“Wajahnya?”

“Iya.”

Tak butuh waktu lama bagi Xiao untuk mengotak-atik ponselnya, mencari salah satu foto kelas dua yang ia simpan di sana. Ia memperlihatkan foto kelas 2-3 padaku, menunjuk satu wajah yang memiliki rambut cokelat tak lupa sorot mata yang tajam.

“Dia bukannya ….”

“Nah, kau sudah tahu, ‘kan? Mustahil kalau murid sekolah ini ada yang tidak mengenalnya. Tampan begitu, apalagi pintar, lalu ….”

Aneh sekali, ocehan Xiao tak dapat kudengar lagi. Kepalaku jadi sibuk mencari satu momen saat musim gugur tahun lalu. Tepat di taman dekat gerbang utama, aku ingat bahwa ia adalah orang yang teriak-teriak tanpa tahu malu mengutarakan perasaannya pada seorang gadis.

“Hei, kau! Aku suka padamu!”

Hah, dasar orang aneh. Mungkinkah karena ditolak oleh gadis yang waktu itu ia jadi mengejarku sekarang? Tak akan kuladeni, hanya akan membuang-buang waktu. Lebih baik belajar saja. Nilaiku toh tidak akan naik dengan kenyataan bahwa ia menyukaiku.

0o0

Hari-hari berikutnya terus begitu. Kini bukan hanya sepucuk surat yang kuterima, melainkan bunga yang menggantung tepat di depan lokerku. Sudah hampir satu bulan, apakah ia tidak lelah melakukan hal aneh begini? Aku saja mulai jengah.

“Dari Vernon lagi?”

“Iya,” jawabku, yang mana memancing senyuman jahil dari Xiao. Hah, awas saja anak ini, akan kukerjai dia dengan bilang pada Minghao Sunbae kalau ia sudah tergila-gila tahap akut.

Sebenarnya aku ingin sekali membuang bunga-bunga juga surat yang Vernon berikan. Maksudku, aku saja tak kenal dengannya kenapa bisa-bisanya ia memberiku berbagai hadiah dengan cara paling ketinggalan zaman macam ini. Apa mungkin ia hanya mengerjaiku berhubung aku bisa dikatakan seorang gadis kutu buku yang seumur hidup mendedikasikan diri hanya untuk belajar dan bukannya mengurusi romansa SMA?

Ah, tapi sepertinya bukan karena alasan demikian.

“Umji?”

“Ah, iya?”

“Itu … Vernon berdiri di ujung koridor, katanya menunggumu.”

Hah?

Tampaknya aku baru melamun sebentar dan tahu-tahu ia muncul? Seingatku, kelasnya ada di lantai atas―kelas bilingual memang ada di lantai yang terpisah dengan kelas reguler. Sebentar lagi bel masuk berbunyi, kenapa ia malah mendatangiku?

Well, karena Vernon sudah terlanjur menyadari keberadaanku, lebih baik kusambut niat baiknya untuk datang dengan menghampirinya di sana. Aku baru ingat kalau bunga yang ia berikan masih kugenggam, belum sempat kumasukkan ke tas.

Sepanjang langkahku mendatanginya, entah kenapa ada sebuah bayangan aneh yang muncul di kepalaku. Semacam kesadaran diri tentang mengapa Vernon bisa terlihat sekeren itu dengan backlight cahaya matahari dari ujung lorong. Pantas saja ia populer. Tunggu, kalau ia populer mengapa aku justru tak tahu sama sekali tentang dirinya? Demi Tuhan, aku pun baru tahu kalau Vernon itu ialah Hansol Choi.

“Vernon, ya?” tanyaku sedikit basa-basi. Baru kusadari kalau ia cukup tinggi, aku harus sedikit mendongak untuk bertatapan dengannya. “Ada apa?”

“Kau suka bunganya?”

Wah, kukira orang-orang macam ini akan jadi tipe lelaki tsundere. Ternyata salah besar.

“Ya … ini bagus. Bunga yang lain juga bagus. Tapi mungkin mulai besok jangan lagi menggantung bunga-bunga atau hadiah lain di depan lokerku.”

Kutebak bahwa ia kini tengah kebingungan. “Memangnya kenapa?”

“Memangnya kau tak lelah tiap hari datang super pagi ke sekolah hanya untuk menaruh bunga-bunga itu?”

“Tidak, tuh. Justru aku sangat senang.”

Alih-alih terpana, aku justru tertawa di depannya. “Menaruh sesuatu di loker orang lain ternyata bisa jadi suatu kesenangan bagimu, ya?”

“Bukan begitu,” sanggahnya, ekspresi di wajahnya berubah dalam sedetik. “Aku senang tiap kali melihatmu memandangi mawar-mawar itu cukup lama sebelum pergi ke kelas. Well, aku tak tahu apa yang selama ini kau pikirkan, tapi kuyakin kau tidak cukup bodoh untuk tak menyadari arti dari semua ini.”

“Oh God, even you’re still an adolescent.”

Is it wrong for teenagers to fall in love with someone they adore for very long time?”

Aku tahu kalau ia hanya beretoris. Tapi, apa katanya tadi? Untuk waktu yang lama? Bukankah tahun kemarin ia meneriaki gadis lain bahwa ia menyukainya?

“Kau menyukai gadis lain tahun lalu.”

“Kapan?”

“Tahun lalu kau mengungkapkan perasaan tanpa malu di taman depan gerbang sekolah pada gadis lain.”

Ia terlihat berpikir, sebelum akhirnya tertawa dengan wajah paling menyebalkan menurutku. “Itu untukmu, Umji.”

“Apa?”

Jarak kami berdua dipangkas begitu saja olehnya. Kedua telapak tangannya yang besar jika dibandingkan punyaku tanpa ragu menangkup wajahku. Astaga, seperti adegan dalam drama yang selalu membuatku mual.

“Pernyataan cinta itu untukmu, tapi kau berlalu begitu saja. Kautahu? Teman-temanku menjadikan hal itu bahan lelucon sepanjang musim dingin. Jika boleh memilih, demi Tuhan, aku tak ingin menyukaimu. Tapi, kenapa kau harus jadi secantik ini dan memikat hatiku?”

Oh tidak, ada sensasi geli dalam perutku. Bolehkah aku tertawa sekarang? Karena sungguh, ketimbang romantis, ucapannya sangat konyol. Ya, walaupun tak bisa kupungkiri bahwa mungkin Vernon adalah tipe orang yang tak terlalu buruk juga.

“Sudah selesai mengutarakan cintanya?” aku melepaskan kedua telapak tangannya dari wajahku.

“Sudah.”

“Jadi, bolehkah aku masuk ke kelas sekarang? Kau juga harus masuk kelas.”

“Lalu jawabannya?”

“Kukira kau benar-benar menyukaiku dan tahu bagaimana aku selama ini.” kali ini aku tersenyum. Bukan senyum yang bagaimana, hanya sebuah senyuman tulus karena aku sangat menghargai perasaannya. “Pacaran adalah hal paling tidak efisien di dunia.”

“Baiklah,” kini ia menggenggam tanganku, ikut tersenyum sehingga membuat ketampanannya meningkat berkali lipat. “Kalau begitu kusarankan kita langsung saja menikah sehabis lulus kuliah. Oh, perlukah kubuatkan kontrak hitam di atas putih agar kau tidak kabur ke pelukan orang lain?”

“Astaga, hahaha … kenapa kau ini konyol sekali.”

Kali ini aku harus benar-benar masuk kelas. Sebelum itu, kusempatkan sekali lagi menoleh ke arahnya yang ternyata masih berdiri di situ. “Dan lagi, tak perlu repot-repot membuat kontrak segala, Vernon. Aku tak akan kabur ke mana-mana.”

Seperti yang diperkirakan, senyumnya merekah tanpa bisa dikendalikan. Ia melambaikan tangannya padakus hingga akhirnya naik ke lantai atas.

Sungguh, baru kali ini aku mengenal manusia ajaib seperti dirinya. Sangat lucu, kuharap Vernon akan selalu bahagia bagaimanapun takdir akan berjalan nantinya.

FIN

6 respons untuk ‘[Series] I Wish: Confession to You

  1. Baper ah, kapan ya aku bisa bikin cerita yg bisa bikin senyum2 merona kek gini. Kenapa ff ku kalo gak creepy ya comedy nista//aku tuh gak bisa diginiin// terus itu, si umji itu terlalu “lurus” jadi gak nyadar kalo vernon yg lagi nembak dia. kayaknya kalo adegan itu di FFin asyik deh kak, request yg itu boleh? wkwkwkwkw
    Udah ah, masih baper akunya, Dadahhh Kanjel .. ❤

    Suka

    1. thanks for reading^^ ayuk mel berguru sama bang jun kalo mau jago gombal :3 umji kan dendam sama vernon mel ya walaupun gitu tetep aja terselip sedikit rasa suka wkwk. makasih ya ddqu udah main ke sini muah ❤

      Disukai oleh 1 orang

  2. Huaaaaaa kak njel,aku baru bangun tidur dari bobo siang dan udah senyum2 sendiri….akh umji vernon-nya buat aku ajah lah ya? Huhuhuhu aku berasa umji itu aku dan nanti kisah cinta aku bakalan sama ky umji/plak/masihbelumbangundarimimpi/

    Suka

Tinggalkan komentar